Kita masih sering terkecoh ya, berpikir kalau bayi sehat itu adalah
bayi yang gemuk. Padahal nih, nggak ada hubungannya antara kesehatan
bayi dan berat badan. Namun sayangnya, anggapan sehat itu gemuk masih
saja melekat di benak ibu-ibu masa kini. Malah ada lho, yang sengaja
memberikan susu formula pada anaknya agar bisa gemuk dan juga memberikan
makanan padat sebelum genap enam bulan. Berikut nih, Bunda jabarkan
beberapa alasan agar kita mengoreksi persepsi bayi gemuk itu sehat.
Mari kita ralat, bayi gemuk BELUM TENTU sehat. Justru melihat berat
badan bayi yang di atas normal Anda harus waspada
. Kenapa? Karena bisa
jadi bayi Anda menderita salah satu penyakit atau kelainan di bawah ini;
- Obesitas
Tahu nggak? Jika obesitas pada bayi dapat menurunkan kekebalan imun mereka, dan obesitas ini bisa berlanjut hingga usia dewasa nanti
- Lecet
Banyaknya lipatan di kulit menyebabkan iritasi, lecet dan gatal-gatal. Bahkan pada sebagian bayi, daerah lipatan tersebut menimbulkan bau yang tak sedap.
- Kelainan Tulang
Iya dong, ini sangat berpengaruh karena tulang bayi yang terbilang masih rawan harus menopang berat badan yang berlebih.
- Paru-paru
Ya, para-paru kecilnya haru bekerja ekstra untuk menghirup udara dan bisa menyebabkan infeksi salurah pernapasan bawah.
- Bayi Lambat
Bayi yang gemuk otomatis akan berpengaruh pada pergerakannya. Jadi jangan heran ya jika bayi obesitas cenderung bergerak lamban.
Tahu nggak? Jika obesitas pada bayi dapat menurunkan kekebalan imun mereka, dan obesitas ini bisa berlanjut hingga usia dewasa nanti
- Lecet
Banyaknya lipatan di kulit menyebabkan iritasi, lecet dan gatal-gatal. Bahkan pada sebagian bayi, daerah lipatan tersebut menimbulkan bau yang tak sedap.
- Kelainan Tulang
Iya dong, ini sangat berpengaruh karena tulang bayi yang terbilang masih rawan harus menopang berat badan yang berlebih.
- Paru-paru
Ya, para-paru kecilnya haru bekerja ekstra untuk menghirup udara dan bisa menyebabkan infeksi salurah pernapasan bawah.
- Bayi Lambat
Bayi yang gemuk otomatis akan berpengaruh pada pergerakannya. Jadi jangan heran ya jika bayi obesitas cenderung bergerak lamban.
Nggak rela kan bayi kita divonis obesitas? Makanya kita harus segera hindari pencetusnya. Apa saja sih?
1. Bayi bisa otomatis obesitas jika lahir dari ibu penderita diabetes yang tak terkontrol.
2. Makanan padat diberikan minimal saat usianya enam bulan. Sebelum usia tersebut, risiko obesitas makin tinggi
3. Susu formula mengandung kadar gula dan kalori tinggi dan itu yang menyebabkan berat badan bayi melnjak naik.
4. Sering kali terjadi, saat bayi menangis, si Ibu atau pengasuh langsung menyodorkan susu. Padahal pada bayi sehat, menangis nggak melulu tanda kelaparan. Bisa jadi sebenarnya bayi Anda hanya butuh sentuhan.
2. Makanan padat diberikan minimal saat usianya enam bulan. Sebelum usia tersebut, risiko obesitas makin tinggi
3. Susu formula mengandung kadar gula dan kalori tinggi dan itu yang menyebabkan berat badan bayi melnjak naik.
4. Sering kali terjadi, saat bayi menangis, si Ibu atau pengasuh langsung menyodorkan susu. Padahal pada bayi sehat, menangis nggak melulu tanda kelaparan. Bisa jadi sebenarnya bayi Anda hanya butuh sentuhan.
Selain menghindari pencetusnya, hal lain yang juga utama dalam
menghindari kegemukan adalah dengan ASI. Berbeda dengan lemak pada susu
formula, lemak pada ASI sangat mudah dicerna oleh tubuh dan dari segi
nutrisi, ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Satu hal yang masih
keliru tentang ASI dan obesitas. Masih banyak yang mengira kalau bayi
ASI akan cepat gemuk lantaran harus diberikan selang dua jam sekali,
berbeda dengan susu formula yang bisa mengenyangkan hingga 4-6 jam.
Faktanya, semua zat pada ASI mampu diserap sempurna oleh tubuh, dan itu
yang menyebabkan bayi akan lapar 2 jam sekali. Berbeda dengan susu
formula yang kandungannya lebih lama dicerna tubuh dan mengendap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar